082182688185
izzatuna98@gmail.com
Jl. Tj. Api-Api, Tanah MAS, Sukarami 30961
blog-img
17/03/2023

Tarhib Ramadhan Versi Siswa Izzatuna

Ahmad Toyib | Pendidikan

Tarhib Ramadhan Versi Siswa Izzatuna

IZZATUNA, NEWS --Setiap jelang Bulan Ramadhan, ada kebiasaan yang selalu dilakukan, diantara agenda Tarhib Ramadhan. Ragam kegiatan dilakukan oleh siswa Izzatuna Palembang sebagai bukti bergembira menyambut bulan puasa. Lantas, apakah itu Tarhib?

 

Menurut Ketua Tarhib Ramadhan Yayasan Izzatuna Palembang Ust Sigit Nugroho mengatakan, “Dari berbagai literature, Tarhib merupakan salah satu istilah yang sering didengarkan ketika menjelang bulan suci Ramadhan. Tarhib Ramadhan juga istilah baru ketika fajar Ramadhan akan datang bertandang. Kata ini berasal dari bahasa Arab sama seperti shaum dan shalat,” katanya, Jumat (17/3/2023).

Dikatakan, tarhib (?????) artinya penyambutan. Bila ditilik lebih jauh, kata ini berasal dari kata dari Rahiba-Yarhabu-Rahaban (????) bermakna Ittasa'a (melebarkan, meluaskan, melapangkan).

Dalam bahasa Arab, kata ini digunakan untuk sambutan apa saja sehingga bukan diperuntukkan untuk Ramadhan saja. Seperti kalimat al-Tarhib (kata sambutan), menyambut mudir, presiden, dan lainnya.

Sederhananya, tarhib adalah ungkapan selamat datang atas kedatangan seseorang, atau kehadiran sesuatu yang indah. Sama dengan ungkapan "marhaban", yaitu "aku sambut engkau dengan penuh kelapangan hati dan pikiran, juga aku sambut engkau dengan seluruh jiwa dan ragaku".

Sebenarnya masih ada kata yang terkait dengan itu, yakni rihab, ruhbah, tarhab dan beberapa kata lainnya. Artinya pun tidak jauh berbeda yakni tanah lapang, luas, tempat yang luas, ramah, senang, bahagia, dengan tangan terbuka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tarhib Ramadhan adalah menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati, dengan tangan terbuka, serta dengan penuh kebahagiaan baik jiwa dan raga. “Anak-anak menyambut dengan pawai, sebagai bentu pengingat kepada masyarakat, bulan ramdhan tinggal beberapa hari lagi,” katanya.

Sementara di kutip dari dari laman NU Online, ada sejumlah amalan dan cara yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai berikut:

1. Ikhlas dan Gembira

Amalan terpenting dalam menyambut Ramadhan adalah amalan hati, yaitu niat menyambut bulan Ramadhan dengan lapang hati atau ikhlas dan gembira. Hal ini dapat menjauhkan diri dari api neraka. Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin menjelaskan dengan.

Yang artinya: "Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka."

Bahkan Allah telah menggaransi kita selamat dari api neraka, ketika kita menyambut Ramadhan. Maka dari itu, wajar jika para ulama salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:

Artinya: "Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan."

Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa, karena hanya di bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira. Tidak mengherankan jika kemudian Nabi saw dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan dengan tangis.

2. Berziarah ke Makam Orang Tua

 

Berziarah dilakukan untuk mengirim doa kepada para leluhur atau orang tua dan sekaligus bertawassul kepada mereka semoga diberi keselamatan dan berkah dalam menjalankan puasa selama sebulan mendatang. Tawassul dalam berdo'a merupakan anjuran dalam Islam. Sebagaimana termaktub dalam Surat al-Maidah ayat 35,

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. al-Maidah: 35).

Diriwayatkan pula dari sahabat Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah Muhammad s.a.w ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa :

Artinya: "Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku setelah Engkau ampuni ibu kandungku. (H.R.Thabrani, Abu Naim, dan al-Haitsami) dan lain-lain."

3. Saling Memaafkan

Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan suci, maka tradisi bersuci pun menjadi sangat sesuai ketika menghadapi bulan Ramadhan. Baik bersuci secara lahir seperti membersihkan rumah dan pekarangannya dan mengecat kembali musholla, maupun bersuci secara batin yang biasanya diterjemahkan dengan saling memaafkan antar sesama umat muslim. Terutama keluarga, tetangga dan kawan-kawan.

 

Menurut sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad SAW pernah menganjurkan agar siapa yang mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, baik itu menyangkut kehormatan atau apa saja, segera menyelesaikannya di dunia ini. Sehingga tanggung jawab itu menjadi bebas (bisa dengan menebus, bisa dengan meminta halal, atau meminta maaf). Sebab nanti di akhirat sudah tidak ada lagi uang untuk tebus menebus.

Orang yang mempunyai tanggungan dan belum meminta halal ketika dunia, kelak akan diperhitungkan dengan amalnya: apabila dia punya amal saleh, dari amal salehnya itulah tanggungannya akan ditebus; bila tidak memiliki, maka dosa atas orang yang disalahinya akan ditimpakan kepadanya, dengan ukuran tanggungannya. (Lihat misalnya, jawahir al-Bukhari, hlm. 275, hadis nomor: 353 dan shahih Muslim, II/430). (dari berbagai sumber)

Bagikan Ke:

Populer