IZZATUNA, NEWS --Bun, si Kecil sudah mau masuk sekolah, ya? Usia prasekolah adalah salah satu momen terpenting bagi anak, karena untuk pertama kalinya ia akan menghadapi banyak hal baru. Tidak cuma belajar, ia juga akan bertemu dan bersosialisasi dengan teman-teman baru, berinteraksi dengan guru, mengembangkan rasa ingin tahunya, serta mulai membiasakan diri jauh sesaat dari orangtuanya. Oleh karena itu, Bunda perlu memberi dukungan penuh untuk anak agar ia siap menghadapi fase awal masuk sekolah. Dukungan utama yang dapat Bunda berikan yakni dengan memastikan anak mendapatkan nutrisi yang lengkap, serta mengajarkan beberapa keterampilan dasar untuk dimiliki di usia dini. Mau tahu apa saja skill yang perlu dilatih kepada anak sebelum ia masuk sekolah? Persiapan Sebelum Anak Masuk Sekolah
Ada beberapa keterampilan yang boleh dipelajari anak sebelum ia masuk sekolah. Keterampilan ini akan menjadi pegangan untuk anak supaya bisa tampil percaya diri dan aktif bersosialisasi di sekolah nanti. Keterampilan dasar yang bisa diajarkan ke anak sejak usia dini antara lain sebagai berikut:
Hal pertama yang perlu anak kuasai sebelum masuk pra sekolah tak lain adalah ‘lulus’ dari toilet training. Jika anak sudah bisa buang air kecil dan BAB sendiri, ia pun akan lebih nyaman mengikuti kegiatan di sekolah tanpa terganggu dengan popok yang dikenakan. Melansir Mayo Clinic, anak umumnya sudah bisa diajarkan toilet training sejak usianya 18 bulan atau paling lama ketika menginjak usia 3 tahun.
Saat masuk sekolah, anak akan lebih sering menggunakan alat tulis seperti krayon atau spidol warna-warni.Sebab, di tahap prasekolah nanti mereka akan mulai pelan-pelan diajarkan mewarnai, menggambar, melukis, dan bahkan menulis abjad dengan mengisi garis putus-putus. Maka dari itu, anak perlu dibiasakan memegang alat tulis mulai dari pensil, krayon, dan spidol dengan benar sejak di rumah. Biasakan anak untuk corat-coret di kertas besar untuk melatih ia semakin mantap menggenggam. Sesekali, tukar ukuran alat tulisnya misal dari pensil yang kurus ke krayon yang besar dan lebar agar ia juga makin terbiasa. Kemampuan menggenggam adalah keterampilan motorik halus yang idealnya sudah dilatih sejak dini.
Masuk sekolah artinya anak akan menjalani sederet rutinitas selama kurang lebih 3 jam. Oleh karena itu, anak perlu m1engerti instruksi sederhana yang diberikan oleh gurunya agar bisa mengikuti setiap kegiatan dengan baik tanpa tantrum. Instruksi sederhana contohnya bisa mengucapkan salam sebelum masuk rumah, berdoa, menyanyi bersama, hingga mengerjakan tugas. Cobalah melatih keterampilan ini dengan rajin memberi instruksi pada anak setiap hari. Misalkan dengan membuang sampah pada tempatnya atau minta tolong ambilkan barang di suatu tempat.
Hampir semua kegiatan di sekolah melibatkan koordinasi mata dan tangan. Ini adalah jenis kemampuan kognitif yang melibatkan kerja mata dan gerak tangan di saat yang bersamaan. Anak akan menerima informasi visual melalui matanya sebagai panduan bagi tangan untuk melakukan gerakan tertentu.
Beberapa contoh kegiatan anak prasekolah yang melibatkan koordinasi mata dan tangan adalah menggunting dan menempel, melipat kertas origami, menggambar, melempar bola, hingga memegang sendok dan garpu supaya bisa makan sendiri saat jam istirahat. Maka, Bunda bisa latih anak sejak dini untuk memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik sebelum ia masuk prasekolah nanti. Kemampuan ini juga menumbuhkan rasa berdaya dan kepercayaan diri anak supaya ia siap belajar dengan maksimal.
Seiring dengan sekolah tatap muka dimulai kembali, anak prasekolah pun perlu dibiasakan bersosialisasi karena ia akan beraktivitas berdampingan dengan anak-anak lain. Selain itu, ia juga baiknya sudah bisa diajak interaksi dengan orang yang lebih tua karena nanti akan berhadapan dengan guru-guru di sekolah.Maka itu, ajarkan si Kecil basic manner seperti berikut ini sebelum sekolah tatap muka dimulai:
Mengucapkan tolong ketika minta sesuatu
Mengucapkan terima kasih saat diberi hal menyenangkan
Mengucapkan maaf ketika bersalah
Mengucapkan permisi saat hendak izin melakukan sesuatu
Bunda bisa mempersiapkan kemampuan bersosialisasi ini sekitar sebulan sebelum ia masuk sekolah.
Jika masih merasa sulit mengajarkan anak untuk berbagi di usia ini, pelan-pelan kenalkan dulu dengan konsep giliran supaya ia siap bersosialisasi di sekolah nanti.Memahami pentingnya “bergiliran” secara tidak langsung akan meminimalisir konflik ‘rebutan’ dengan teman sebayanya di sekolah.Menurut ahli parenting Lois Haultain, Bunda dapat membiasakan anak bergiliran dengan melakukan kegiatan yang sifatnya perlu mengantre. Misalnya ketika hendak mandi atau bermain perosotan, Bunda bisa memberi instruksi “Giliran Bunda dulu ya, setelah itu baru Kakak.
Masih dalam aspek sosialisasi, anak juga perlu memahami bagaimana mengungkapkan perasaan mereka. Skill ini akan memudahkan teman dan guru di sekolah mengerti apa yang dirasakan anak, terutama ketika ia sedang merasa tidak nyaman. Cobalah lebih ekspresif di depan anak, Bun. Jangan sungkan untuk mengungkapkan berbagai perasaan yang sedang dirasakan. Misalnya ketika Bunda merasa senang, bangga, penuh semangat, khawatir, hingga sakit.
Sebelum masuk pra sekolah, Bunda juga perlu membiasakan anak supaya lebih mandiri, karena selama beberapa jam ia akan berada jauh dari orangtua atau pengasuhnya.
Cobalah latih kemandirian anak dengan membiarkannya memakai pakaian sendiri dan makan sendiri.
Keterampilan anak usia dini yang perlu dimiliki sebelum masuk sekolah juga mencakup hal ini. Ya! Mengenal angka, bentuk, dan warna menjadi ‘modal’ dasar agar anak bisa siap masuk sekolah. Anak-anak umumnya sudah bisa mengenal perbedaan warna, ukuran, dan bentuk di sekitar umur 2 tahun. Anak-anak usia prasekolah juga umumnya sudah bisa menyebut paling tidak satu nama warna. Bunda bisa mengajak anak belajar warna dan bentuk dengan mengajaknya bermain di rumah. Misalkan dengan sortir warna-warna dasar menggunakan pom-pom, bernyanyi hitungan angka, dan memperkenalkan ragam bentuk dari benda-benda yang ada di rumah. (dari berbagai sumber/net)