UPACARA Peringatan Hari Guru Nasional, Sabtu (25/11/2023) digelar di Lingkungan Izzatuna Islamic Boardinng School (Ma’had Izzatuna) baik di Kampus Arama Putra di Desa Gasing, Banyuasin (1,5 Km dari simpang Bandara SMB II Palembang) maupun di Kampus Asrama Putri di Jalan Sulaiman Amin di Perumdam, Kota Palembang.
Pembina Yayasan Isnu Baladipa SH, MM memberikan pesan penting bahwa guru memang bukan manusia hebat, tetapi guru dapat menjadikan murid-muridnya menjadi orang hebat. Untuk mempersiapkan murid yang hebat, guru harus terus membuka diri dan tetap mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan terus mengupdate ilmu pengetahuan. Sementara, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, hendaknya guru selalu dihantikan kehadirannya.
“Ada kata bijak menyebutkan, sesungguhnya murid tidak begitu membutuhkan guru yang pintar, tetapi yang dibutuhkan adalah kehadirannya di kelas sehingga guru menjadi motivasi belajar dan tidak mau melewatkan begitu saja belajar di kelas,” katanya.
Sementara dikutip dari laman Career Center, peringatan hari guru 25 November 2023, perlu mereflesikan kembali apa peran guru dalam dunia pendiidikan. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia guru umumnya merajuk profesi dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Lebih khususnya guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu juga setiap hal yang mengajarkan sesuatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
Tugas guru adalah mengajar, makna mengajar menurut DEPSIKNAS (2003) bahwa mengajar merupakan proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Menurut Kenneth D Moore mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. Sedangkan makna mendidik menurut Menurut Prof. Darji Darmodihar mendidik adalah menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dll.
Jadi dari kedua definisi diatas maka ada dua tugas yang melekat pada profesi guru yaitu mendidik dan mengajar. Mendidik adalah proses membersihkan hati dan jiwa sementara mengajar adalah mengisi hati dan jiwa dengan ilmu. Jadi ada dua tugas tugas pokok dari seorangguru dalam menghasikan generasi yang akan menjadi penerus masdepan bangsa.
Dalam menjalankan peran guru sebagai pendidik dan pengajar maka hal yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pertama harus menjadi contoh tauladan bagi peserta didik, karena apa yang dilakukan guru akan menjadi tiruan bagi peserta didik sepertih pepatah mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” maknanya adalah jika gurunya masih membuka pikiran untuk berpikir Nasional maka muridnya akan mampu berlari berpikir hingga Internasional atau jika gurunya bersikap kurang sopan maka muridnya pun akan bersikap lebih tidak sopan. oleh karena itu untuk merubah prilaku murid maka guru harus mampu memberikan contoh prilaku yang baik. Sebagau contoh untuk melarang agar murid tidak merokok maka guru juga tidak merokok atau tidak memperlihatkan merokok di dipan siswa.
Kedua adalah guru harus mampu membentuk nilai untuk peserta didik apalagi saat ini dunia serba terhubung dengan globalisasi maka antara negara hanya di batasi oleh peraturan internasional dan aturan negara namun komunikasi, perubahan budaya lewat film, media sosial dan teknologi informasi lainnya tidak mampu dibatasi dan pengaruh globalisasi secara sosial akan mempengaruhi sikap masyarakat kearah yang negatif dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan adat ketimuran. maka perlu peran guru dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik serta nilai-nilai kebangsaan yang harus dipertahankan dalam menghadapi globalisasi.
Ketiga adalah guru yang berwawasan, makna guru yang berwawasan adalah yang memiliki kemampuan menguasai teknologi, mengasah dan mengupdate semua perkembangan ilmu, tidak ketinggalan informasi dan selalu menyesuiakan diri dengan perkembangan zaman. Sehingga murid yang dihasilkan akan siap menghadapi realita kehidupa di dunia nyata.
Keempat guru harus memiliki jiwa yang ikhlas, makna ikhlas adalah memberi sebanyak-banyaknya namun tidak meminta balasan. Maknanya adalah harus rela mengabdi walaupun imbalannya sedikit atau harus rela memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada perserta didik walaupun imbalan kecil.
Selanjutnya dalam membentuk karakter murid maka seorang guru tidak boleh terlibat dengan demonstrasi seperti menuntut di PNSkan, menuntut upah, dll. Karena sikap demontrasi guru akan di contoh oleh peserta didik sehingga akan tercipta generasi kedepan yang suka menuntut namun kurang memberi, suka memprotes namun tidak mau mengubah dengan memulai dari diri sendiri.
Ada beberapa golongan guru, golongan pertama adalah guru yang tidak mampu mentransfer ilmu pengetahuan dan tidak mampu mengubah karakter peserta didik, kedua guru yang mampu mengajar atau mentrasnfer ilmu namun tidak mampu mengubah karakter peserta didik, dan yang ketiga adalah guru yang mampu mentrasfer ilmu dan juga mampu mengubah karakter. Sebenarnya yang dikatakan guru adalah orang yang melekat pada nilai ketiga tersebut.
Secara gelar guru tidak pernah menjadi “mantan” atau “bekas” seperti mantan bupati, bekas pembantu namun guru itu adalah gelar abadi meskipun ia tidak mentransfer ilmu lagi nnamun tetap saja dipandang sebagai guru dan selalu dihormati karena kewibawaan dan keilmuan yang ia miliki. Maka jika sekarang banyak guru yang tidak di hormati bisa saja nilai kewibawaan, ketauladanan dan keilmuannya tidak bisa di rasakan oleh peserta didik . oleh karena itu meskipun tidak lagi memgajar bagi pensiunan guru agar tetap memberikan nilai-nilai positif bagi masyarakat.
Maka jadilah seorang guru “yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tidak ada dan dikenang ketika tiada’. Maknanya ialah ia yang hadir dengan keserderhanaan, mengajar dengan kewibawaan dan penuh kasih sayang, selalu memberi inspirasi bagi peserta didik sehingga ketika ia tidak hadir maka peserta didik akan merasa kerinduan dan ketika ia tiada ia akan dikenang karena sikapnya dan buah hasil yang dihasilkan dari inspirasinya.
Untuk menjadi guru yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tak ada dan dikenang ketika tiada tidaklah mudah, dan tidak semua guru mampu untuk menjalankannya karena perlu kesabara, dan mempunyai nilai-nilai kecintaan kepada peserta didik seperti yang di ajarkan dalam film laskar pelangi dengan keteguhan hati Pak Harfan sehingga muridnya sangat mencintai gurunya, merasakan kehilangan ketika ia tak datang dan mereka mengenang atas kepergian Pak Harfan.
Melalui hari guru perlu disadari yang saat ini berprofesi sebagai guru dan yang akan menjadi guru maka perlu di refleksikan kembali bahwa peran guru bukan saja melakukan transfer ilmu pengetahuan namun harus mampu mentrasfer nilai-nilai dan juga harus mempu menjadi orang yang di tauladani oleh peserta didik. Guru bukan profesi yang mengajar dengan gaya yang kiler, jiwa yang tak sabar dan hati yang tak tulus.
Jangan memilih jadi guru hanya disebabkan karena melihat peluang pekerjaan, juga jangan melihat pada gaji dan gaji sertifikasi namun mulailah merenung bahwa menjadi guru dipunndaknya mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki generasi bangsa dan mengubah karakter generasi bangsa menuju ke arah yang lebih baik untuk mewujutkan bangsa yang mempunyai nilai-nilai kehidupan dengan masyarakatnya yang patuh pada aturan, mempunyai integritas, tanggung jawab kerja, menghargai waktu, tidak mengambil hak orang dan mempunyai semangat untuk maju. Semoga tulisan ini menjadi reflesi kita semua pada hari guru Nasional dalam memperbaiki kualitas pendidikan Nasional. (humas/dari berbagai sumber)